Definisi Beton | Bahan Pembentuk Beton

Definisi Beton


Berikut adalah definisi beton, merupakan material bangunan yang terbentuk dari beberapa material penyusun seperti agregat halus (pasir), agregat kasar (batu pecah), semen dan air. Material beton merupakan material yang umum digunakan pada konstruksi bangunan karena material penyusun beton sangat terjangkau yang dapat memungkinkan siapa saja dapat membuat campuran beton.

Definisi Beton dan Mix Design Beton

Dalam pembuatan campuran beton sebelumnya harus dilakukan pengujian terhadap material penyusun yang digunakan, untuk memperoleh data-data agregat yang memungkinkan agregat dapat digunakan atau tidak dan dari data-data material tersebut dilakukan perhitungan desain campuran (mix design), yang pada akhirnya akan diperoleh kebutuhan agregat berupa perbandingan berat maupun perbandingan volume yang dapat digunakan pada proses pencampuran beton.

Pada proses perhitungan desain campuran beton terdapat beberapa metode yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk metode desain campuran beton di Indonesia, telah berlaku beberapa standar desain campuran beton mulai dari PBI 1971 N.I.-2, SNI 03-2834-1993, SNI 03-2834-2000 dan yang terkini SNI 7656:2012.

Standar PBI 1971 dibuat mengacu pada CEB (Comité Européen du Beton) dan FIP (Fédération International de la Précontraint), SNI 03-2834-1993 dan SNI 03-2834-2000 mengacu pada DOE 1975 yang dikembangkan di Inggris, sedangkan SNI 7656:2012 merupakan adopsi modifikasi dari ACI 211.1-91 dimana ACI 211.1-91 Merupakan hasil revisi dari ACI 211.1-89 yang dikembangkan di Amerika pada tahun 1970.

Dari penjelasan diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan acuan dan cara pandang desain campuran beton antara Amerika (ACI) dan Inggris (DOE), yang merupakan acuan yang digunakan pada aturan desain campuran beton di Indonesia yaitu SNI 03-2834-2000 yang mengacu pada DOE 1975 dan SNI 7656:2012 yang mengacu pada ACI 211.1-91.

Bahan Pembentuk Beton

Berikut bahan pembentuk beton, diantaranya :

1. Semen (PC)

Semen portland atau biasa disebut semen adalah material pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker (material yang berupa silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai material tambahan. material pembuat semen adalah material yang mengandung kapur, silikat, alumina, oksida, besi dan oksida lainnya. Semen merupakan bagian terpenting dalam pembuatan beton, semen mempersatukan pasir,agregat kasar, agregat halus dan air menjadi satu kesatuan (Gunawan T,. Margaret S:2002).

2. Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus merupakan agergat yang berbutir maksimum 4,75 mm, menurut PBI 1971 agregat halus pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (dihitung terhadap berat) apabila lumpurnya lebih dari 5% maka pasir haruss dicuci.

3. Agregat Kasar (Batu Pecah)

Agregat kasar merupakan agregat yang mempunyai ukuran diameter 5 mm- 40 mm (Asroni :2010), sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap desintegrasi beton, cuaca, dan efek–efek perusak lainnya, agregat kasar mineral ini harus bersih dari material organik, dan harus mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen.

Jenis agregat kasar pada umumnya yaitu batu pecah alami, kerikil alami, agregat kasar buatan, dan agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat. Dalam penelitian ini digunakan batu pecah alami. Batu pecah alami dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi terhadap beton. Agregat harus memenuhi syarat kebersihan yaitu, tidak mengandung lumpur lebih dari 1% dan tidak mengandung zat–zat organik yang dapat merusak beton. 

4. Air

Air untuk pembuatan beton sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum. Air yang diambil dari dalam tanah (misalnya air sumur) atau air yang berasal dari Perusahaan Air Minum, pada umumnya cukup baik bila dipakai untuk pembuatan beton (Asroni: 2010). Menurut Peraturan Beton Indonesia Tahun 1971 (PBI-1971) (Asroni: 2010), air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tersebut harus tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, material organis atau material yang lain yang merusak beton dan atau baja tulangan.


Pengujian Kekuatan dan Ketahanan Beton

Pengujian kekuatan dan ketahanan beton terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

  1. Pengujian Material
Pengujian material pada penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data penunjang proses perhitungan desain campuran beton dan untuk mengetahui karakteristik dari material tersebut layak digunakan atau tidak. Pengujian yang dilakuakn pada agregat halus meliputi: pengujian kadar lumpur, pengujian berat jenis agregat halus, pengujian gradasi agregat halus, pengujian berat volume agregat halus dan pengujian kadar air agregat halus. Pengujian yang dilakukan pada agregat kasar meliputi: pengujian berat jenis agregat kasar, pengujian gradasi agregat kasar, pengujian berat volume agregat kasar dan pengujian kadar air agregat kasar. Pengujian yang dilakukan pada semen berupa pengujian berat jenis.
    
    2. Pengujian Kuat Tekan Beton

Kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencanaan struktur (bensa uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam MPa (BSN 2002). Berdasarkan (BSN 2011) kuat tekan beton dapat diyatakan dengan persamaan: fc'= P/A 

Dimana :
 fc' = Kuat tekan beton (MPa)
 P = Gaya tekan aksial, dinyatakan dalam newton (N)
 A = Luas penampang melintang benda uji, dinyatakan dalam mm2

LihatTutupKomentar